Tuesday, November 27, 2012

24 Black Day

BROMO 24 November 2012




Hello, pretty sunrise..




Kebun Raya Purwodadi 24 November 2012


Four For Renbo



Ariel said, "ini foto ala breaking dawn II"




Wednesday, November 21, 2012

Delapan Dalam NaskahNya

Percaya pada setiap keajaiban dalam berbagai kerumitan hidup yang ada. Allah tak pernah berpaling ketika ada hamba-Nya yang menitikkan air mata. Allah sudah menuliskan segalanya. Tentang bagaimana aku hidup, bagaimana tulang rusuknya melekat pada tubuhku, bagaimana aku bangkit setelah melawan penyakit, dan semua itu sudah tertulis.Mungkin ada sebuah naskah kecil yang Ia simpan. Dalam tiap waktu peranku akan berganti sesuai dengan naskah. Yang pasti tak bisa mengelak. Tinggal bagaimana aku berusaha berperan sebaik mungkin dan berdoa agar peranku selalu berada pada benang merah yang seharusnya, itu memang hakikatku, bukan? Hakikat kita. Setahun penuh makna dan hanya akan dijauhkan oleh perbedaan jarum jam. Lalu mengapa harus berhenti tertawa? Belajar untuk melihat titik terang di hari esok mungkin jauh lebih baik, jauh lebih bisa menangkal air yang terus menerus jatuh dari pelupuk mata. Bertahan akan menjadi jalan terbaik karena aku, kita, sudah dewasa—merangkak dewasa, mungkin. Masih ada gadis kecil yang bisa kutemui untuk melepas rindu dan masih ada suara yang bisa didengar meski tak bisa disentuh, terasa nafasnya pula namun tak terasa hangatnya. Beberapa tahun kedepan siapa tahu kembali dengan peran berbeda. Mungkin ditambah kehadiran tangisan manusia tanpa dosa diantara kerinduan. Allah adalah penulis skenario yang selalu mampu membuat akhir hidup manusia menjadi jauh lebih berkesan. Selalu mengingat delapan untuk menebak masa depan karena artimu adalah yang mengikatku dengan kenyataan. Hanya butuh belajar ikhlas, selalu mendoakan, dan kembali lagi.. percaya pada keajaiban.

mendung, hujan, dan merindu

kotaku mulai bercinta dengan mendung dan sejuk. ini sudah ku tunggu lama. Alhamdulillah Ya Rabb, ini menyenangkan. hidungku kembali mencium aroma tanah basah, mataku mulai melihat warna keabuan dari luar jendela. itu namanya mendung, mungkin akan turun hujan. suasana seperti ini identik sekali dengan yang namanya rindu. ya, merindu dan dirindukan. apapun itu yang ada di benak, aku memaksakan untuk berpikir bahwa ada orang diluar sana yang juga merindu saat hujan turun. aku suka berbagi kebahagiaan denganmu, dengan siapapun yang mau. aku mencintai hujan yang damai dengan aroma khasnya yang jarang ku temui beberapa bulan ini. besok, lusa, dan beberapa bulan kedepan turunlah disaat yang tepat. saat aku di rumah dengan susu hangat yang siap diseduh dan saat si kecil tertidur di atas meja kayu. mungkin suatu saat momen seperti ini akan menghilang ketika angka 26 sudah menapaki hidupku. apapun nuansanya nanti yang jelas mendung dan hujan akan selalu mendatangkan rindu.