Kau tak akan pernah kehilangan setitik pesona tawa yang
akhirnya memberi kesan menyenangkan untuk sekedar dinikmati. Dimana pun kau
duduk dan tersenyum, mataku tak pernah sekejap pun beralih pandangan.
Andai kau sadar, aku pasti mencari cara untuk menghindar.
Sayangnya aku memang tak pernah bisa menghindar yang mengartikan bahwa kau juga
tak pernah membalas tatapanku.
Berharap kau juga tak pernah sembarangan mengumbar kalimat
yang bisa membutakan hati. Ketika kau jujur, aku jauh lebih merasakan buta hati.
Semua perempuan kau jamah sesuka hati sedangkan aku tetap berharap suatu hari
nanti aku yang menjamahmu. Menggantikan posisi mereka yang kau kejar dan tak
bisa kau dapatkan. Tapi kapan?
Aku terlalu luluh hanya dengan sekedar berkhayal tentangmu.
Aku bilang aku bodoh? Entahlah..
Aku sadar aku bukan seperti mereka, perempuan yang kau
kejar, atau bahkan seperti perempuan pertamamu yang kau pikir tak akan pernah ada lagi penggantinya.
Sampai kapan kau kuat berlari?
No comments:
Post a Comment