Wednesday, November 21, 2012

Delapan Dalam NaskahNya

Percaya pada setiap keajaiban dalam berbagai kerumitan hidup yang ada. Allah tak pernah berpaling ketika ada hamba-Nya yang menitikkan air mata. Allah sudah menuliskan segalanya. Tentang bagaimana aku hidup, bagaimana tulang rusuknya melekat pada tubuhku, bagaimana aku bangkit setelah melawan penyakit, dan semua itu sudah tertulis.Mungkin ada sebuah naskah kecil yang Ia simpan. Dalam tiap waktu peranku akan berganti sesuai dengan naskah. Yang pasti tak bisa mengelak. Tinggal bagaimana aku berusaha berperan sebaik mungkin dan berdoa agar peranku selalu berada pada benang merah yang seharusnya, itu memang hakikatku, bukan? Hakikat kita. Setahun penuh makna dan hanya akan dijauhkan oleh perbedaan jarum jam. Lalu mengapa harus berhenti tertawa? Belajar untuk melihat titik terang di hari esok mungkin jauh lebih baik, jauh lebih bisa menangkal air yang terus menerus jatuh dari pelupuk mata. Bertahan akan menjadi jalan terbaik karena aku, kita, sudah dewasa—merangkak dewasa, mungkin. Masih ada gadis kecil yang bisa kutemui untuk melepas rindu dan masih ada suara yang bisa didengar meski tak bisa disentuh, terasa nafasnya pula namun tak terasa hangatnya. Beberapa tahun kedepan siapa tahu kembali dengan peran berbeda. Mungkin ditambah kehadiran tangisan manusia tanpa dosa diantara kerinduan. Allah adalah penulis skenario yang selalu mampu membuat akhir hidup manusia menjadi jauh lebih berkesan. Selalu mengingat delapan untuk menebak masa depan karena artimu adalah yang mengikatku dengan kenyataan. Hanya butuh belajar ikhlas, selalu mendoakan, dan kembali lagi.. percaya pada keajaiban.

No comments:

Post a Comment